Lombom Timur NTB - Pemprov NTB akan mulai memberlakukan penyesuaian tarif Kayangan Poto - Tano pada 5 Oktober 2022.
Sejauh ini, Dinas Perhubungan NTB bersama stakeholders perhubungan terus melakukan sosialisasi rencana penyesuaian tarif penyeberangan lintasan Kayangan - Poto Tano.
Pantauan di pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, Sabtu sore 1 Oktober 2022, personil gabungan Dishub NTB, ASDP dan Gapasdap membagikan brosur penyesuaian tarif kepada para pengguna jasa, pelintas Kayangan - Poto Tano.
Brosur dibagikan kepada para sopir bus, truk, dan pesepeda motor, baik di loket masuk dan juga sebelum naik kapal.
Baca juga:
Bank NTB Syariah KCP Wera Resmi Beroperasi
|
Selain menyebarkan brosur, di sejumlah lokasi menuju pelabuhan Kayangan dan di dalam kawasan, juga terpasang sejumlah spanduk dan baliho terkait rencana penyesuaian tarif.
"Kami bersama ASDP dan Gapasdap terus melakukan sosialisasi, membagikan brosur kepada para penumpang. Alhamdulillah respons masyarakat juga baik, " kata koordinator pos Dishub NTB Kayangan, Lalu Mukhlis Jayadi, Sabtu sore 1 Oktober 2022 di pelabuhan Kayangan, Lombok Timur.
Seperti diketahui, penyesuaian tarif penyeberangan dilakukan menyusul kenaikan harga BBM secara nasional, yang berdampak pada meningkatkan biaya operasional kapal penyeberangan.
Untuk penyeberangan Kayangan - Poto Tano, penyesuaian tarif sebesar 12, 51 persen ditetapkan setelah melalui proses pembahasan bersama Dinas Perhubungan NTB, stakeholders perhubungan seperti Organda dan YLKI. Serta sudah melalui proses kajian ilmiah yang melibatkan akademisi Universitas Mataram.
Ketua Gapasdap Kayangan - Poto Tano, Iskandar Putra mengatakan, penyesuaian tarif yang sudah melewati tahapan kajian, merupakan win-win solution. Tidak merugikan pengusaha kapal, dan tidak pula memberatkan bagi masyarakat pengguna jasa penyeberangan.
"Penyesuaian tarif Kayangan - Poto Tano, tentu tidak serta merta. Semua sudah melalui proses dan ada kajiannya sehingga muncul angka 12, 51 persen ini. Dengan begitu diharapkan tidak memberatkan masyarakat, dan di lain sisi juga tidak merugikan pengusaha kapal, " kata Iskandar Putra.
Sejumlah pelintas Kayangan - Poto Tano yang dijumpai Sabtu sore 1 Oktober 2022 di pelabuhan Kayangan, mengaku tidak keberatan dengan penyesuaian tarif. Mereka juga memahami, penyesuaian ini juga dilakukan di hampir semua penyeberangan akibat dampak kenaikan harga BBM secara nasional.
Ahmad Hamdi (32), seorang sopir truk ekspedisi Surabaya - Bima, mengatakan penyesuaian tarif penyeberangan wajar terjadi di saat BBM naik.
"Pas melintas Padangbai (Bali) ke Lembar (Lombok) kemarin, juga ada penyesuaian tarif. Malah penyesuaian tarif yang di Kayangan - Poto Tano ini tidak terlalu banyak kalau dibanding Padangbai - Lembar itu. Jadi menurut kami, wajarlah karena BBM kan naik juga, " katanya.
Pria asal Kabupaten Bima ini mengau tidak terlalu memikirkan masalah tarif kapal penyeberangan. Sebab, untuk perjalanan ekspedisi, seluruh biaya diatur dan disesuaikan perusahaan.
"Kita sebagai sopir tidak terlalu bermasalah dengan penyesuaian tarif kapal ini. Karena setiap kali nyebrang bos kita sudah siapkan, kita hanya tau nyopir saja, " ujar dia.
Seorang pemotor, Kamaruzzaman (28) mengaku tidak terlalu masalah dengan penyesuaian tarif. Apalagi tarif baru yang akan diberlakukan untuk sepeda motor hanya naik berkisar Rp5.000.
"Iya nggak masalah, asal jangan tinggi naiknya. Kalau sekarang kan hanya naik Rp.5000. Dari sebelumnya Rp70.000 menjadi Rp75.000, masih wajar dan tidak membebani, " katanya.
Pria Lombok Timur yang saat ini bekerja di perusahaan Tambak Udang di Sumbawa ini mengaku melintas Kayangan - Poto Tano setiap sepekan sekali.
Kamaruzzaman mengatakan, kenaikan harga BBM sudah cukup menambah biaya pengeluarannya. Sebagai masyarakat ekonomi menengah ke bawah, ia berharap kenaikan harga lainnya bisa mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat.
"Tentu kami paham penyesuaian tarif kapal, dan naiknya harga barang merupakan dampak kenaikan BBM secara nasional. Sehingga kami harapkan pemerintah pusat juga mempertimbangkan masalah ini. Kalau untuk tarif kapal ya nggak masalah, karena hanya Rp5000 naiknya untuk sepeda motor, " tukas dia.
Sementara Wahab (45) asal Sumbawa, yang sering ke Mataram menggunakan mobil pribadinya juga mengaku tak masalah dengan penyesuaian tarif.
"Saya baru tahu kemarin bahwa akan naik tarif kapal. Namun tidak terlalu berfikir kearah itu, karena yang penting masih bisa nyebrang. Kalau ditanya setuju, ya jujurnya pasti tidak, tetapi kalau kenapa naik, ya tentu kami faham karena BBM kapalnya juga naik, " ujarnya.
Berdasarkan pantauan, para penumpang kapal dan pengguna jasa Kayangan - Poto Tano, tak ada yang terlihat sedang memperbincangkan tarif baru yang akan diberlakukan. Mereka terlihat biasa saja meskipun para sopir dan pengendara sepeda motor saat di pintu masuk dermaga telah dibagi brosur penyesuaian tarif yang akan di berlakukan tanggal 5 Oktober 2022 mendatang.(Adb)