Mataram NTB - Salah satu rangkaian acara Peringatan Hari Jadi (HADI) ke 70 Nahdlatul Wathan panitia menggelar kegiatan Seminar Kebangsaan dan Muktamar Pemikiran Mahasantri Nahdlatul Wathan, di Ballroom Sembalun Hotel Aston Mataram, Kamis (16/03).
Seminar Kebangsaan dan Muktamar Pemikiran Mahasantri NW ini, panita menghadirkan dua pembicara kunci diantaranya Pakar Hukum dan Tata Negara Prof. Yusril Ihza Mahendra dan Menteri Perdagangan Dr. H. Zulkifli Hasan, dengan mengangkat tema ‘Eksistensi dan Peran Ormas dalam Mendorong Partisipasi Publik bagi Pembangunan Pasca 2 Dekade Reformasi’.
Dalam penyampaiannya, Prof Yusril mengatakan untuk lahirnya peradaban baru perlu kolaborasi dan elaborasi pengetahuan agama dan teknologi dan selalu sadar Islam selalu releven dengan perkembangan zaman.
Sedang Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, menyampaikan peran ummat Islam itu luar biasa, bahkan ormas-ormas Islam adalah bagian dari pendiri lahirnya bangsa Indonesia.
“Makanya jangan kita mau diadudomba, karena kalau terjadi kemarahan sesama maka ummat Islam yang rugi dan itulah yang mereka inginkan, ” tandasnya
Lanjut Zulkifli, di Indonesia dari 10 orang itu, 8 orang itu ummat Islam sebagai ummat yang mayoritas di Indonesia. “Jadi kalau dibelah dua orang Indonesia ini, maka sesama Islamlah kita berkelahi. Maka, mari kita bersikap secara rasional tidak emosional.
Sebelumnya, Gubernur NTB Dr. Zulkiflimansyah dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan seminar yang dilaksanakan oleh panitia Hadi NW.
“Ini merupakan terobosan yang luar biasa, "jelasnya.
Lanjutnya, sejatinya inovasi dan pengembangan teknologi harus terus kita lakukan, dan yakin jika ini di suarakan oleh organisasi NW tentu akan terdapat percepatan dalam pengembangan, mengingat organisasi ini merupakan organisasi terbesar di NTB.
“Isu inovasi teknologi harus sering diucapkan, harus sering didiskusikan. NW harus bisa menyiapkan SDM yang lebih fokus dalam sains dan teknologi, sehingga menjadi kombinasi yang luar biasa antara ilmu agama dan sains. Inovasi-inovasi ini harus segera dimunculkan di pondok-pondok kita, ”tutupnya..
Ketua Umum PBNW melalui Sekjen PBNW Prof. Fahrurrozi Dahlan, dalam sambutannya menyebutkan momentum bersejarah ini kita sedang hadir untuk melaksanakan sebuah gerakan. Nahdlatul Wathan selalu hadir untuk membina umat dengan membedah tentang konsepsi pemikiran tentang peradaban bangsa.
“Prinsip untuk mencapai peradaban itu harus jelas identitas kebangsaan yang kita miliki dan Alhamdulillah kita di Nahdlatul Wathan telah memilikinya, ”ujarnya.
Lanjut Guru Besar UIN Mataram ini, menurut almagfurulah Maulanasyaikh Pendiri Organisasi NW, peradaban itu lahir karena 4 faktor, pertama manusia, karena manusia mampu melahirkan peradaban universal. “NW sebagai oragnisasi terbesar di NTB menyiapkan SDM untuk melahirkan sebuah peradaban besar.
Kedua, pengetahuan, karena keilmuanlah yang bisa menembus cakrawala. Hari ini kita hadir untuk membedah pemikiran mahasantri-mahasantri Nahdlatul Waathan tetang konsep pemikiran dan demokratisasi bangsa. Ketiga peradaban lahir karena faktor kesejahteraan ekonomi, sosial dan budaya, karena sejahtera bagian dan peradaban itu sendiri. Ke empat, adalah identitas kebangsaan kita.
“Nahdlatul Wathan hadir untuk menjembatani empat faktor peradaban itu, ”pungkasnya.
Sedang para tokoh internal Nahdatul Wathan yang dihadirkan panitia untuk berbicara tentang kontribusi pemikirannya antara lain Prof. Fahrurrozi Dahlan, Dr H M Mugni, Dr TGH L Abdul Muhyi dan Dr. Sayyid Ali Jadid.
Turut juga Kabinda NTB, Bupati Lombok Tengah, Pimpinan DPRD Lombok Barat, Wakil walikota Mataram, Wakil Bupati Lombok Utara, Pimpinan Organisasi, Badan Otonom dan Lembaga Nahdlatul Wathan. (Adb)