Yudistira, Anak si Penjual Daun Pandan Lulus Polisi

    Yudistira, Anak si Penjual Daun Pandan Lulus Polisi
    Terlihat Yudistira (kanan) tengah membantu Orangtuanya mengatur daun pandan yang hendak dijual kepasar.

    Lombok Barat NTB - Namanya Dewa Made Yudistira, adalah salah satu dari 120 peserta yang dinyatakan lulus seleksi Penerimaan Bintara Polri Gelombang I Tahun Angkatan 2023 yang kini sedang mengikuti Pendidikan dan Latihan Bintara Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) Belanting Polda NTB.

    Cita-cita dan keinginannya untuk menjadi seorang Polisi sudah muncul sejak usia kecil, dan semakin kuat keinginannya manakala usianya mulai menginjak dewasa ditambah lagi dengan melihat tetangganya yang memang bekerja sebagai seorang Polisi. 

    Meski Ia sadar bahwa keluarganya hidup sangat sederhana karena hanya anak dari orang tua si penjual daun Pandan, tekad dan semangat untuk menjadi Polisi tetap berkobar.

    Anak dari pasangan Bapak  Dewa Ketut Gita dan Ibu Desak Komang Intan yang tinggalnya di Desa Jagerage Indah, Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat ini mengaku mengikuti tes Polisi dua kali. Pada tahun 2022 dirinya mengikuti tes pertama dan dinyatakan gugur pada prengkingan.

    Iapun sadar kala itu dan mengaku tidak percaya diri lantaran merasa gemuk dan berat badannya cukup tinggi. Namun kegagalan itu tidak menyurut niatnya untuk tetap ingin tes polisi di periode berikutnya. Cita-cita dan keinginan itu muncul semakinn kuat ketika melihat kedua orang tuanya yang hanya sebagai pekerja jual dan beli daun Pandan. 

    Ingin membahagiakan kedua orang tuanya adalah menjadikan semangat dan motivasi Yudistira semakin tebal dan kuat, sehingga lima bulan sebelum mendaftar pada Gelombang I Tahun 2023 sudah mempersiapkan diri dengan penuh semangat, bukan hanya fisik yang ia latih dengan setiap hari lari disiang hari untuk menurunkan berat badan, tetapi mental dan pengetahuannya pun di persiapkan dengan menggunakan sarana apa adanya.

    Dan Cita-cita itupun berada dalam genggamannya tatkala pada tes kedua pada awal 2023 lalu ia dinyatakan salah satu dari 120 peserta yang lulus dan berhak mengikuti Pendidikan dan Latihan di SPN Belanting Polda NTB.

    Satu yang membuatnya sangat senang adalah Ia sudah berhasil memberikan Kebahagiaan kepada kedua orang tua dan keluarganya.

    Ia yakin apa yang dikatakan Bapaknya bahwa jadi polisi itu tidak perlu pakai Uang, yang penting semangat dan kerja keras untuk mempersiapkan diri.

    Mendengar apa tanggapan kedua orang tua dari Dewa Made Yudistira, wartawan media inipun menemuinya yang saat itu tengah asik mempersiap daun pandan yang akan dijualnya ke pasar esok hari, (15/02).

    "Dia memang dari kecil bercita-cita menjadi Polisi, namun kala itu ketakutan saya besar karena tidak memiliki biaya. Saya sadar betul pekerjaan saya hanya pencari Pandan membeli dan dijual lagi ke pasar dengan untung tak seberapa, tetapi hanya semangat dan dorongan yang mampu saya berikan, "ucap Dewa Ketut Gita.

    Suatu saat Dewa Ketut Gita (bapak dari Yudistira) mendapat informasi bahwa ikut tes polisi tidak pake biaya. Sejak itulah Dukungan besar dilakukan agar  Yudistira mempersiapkan diri untuk mengikuti tes Polisi, hingga akhirnya Lulus.

    "Saya sangat Bahagia mendengar pertama kali ia menyampaikan bahwa dirinya lulus masuk Polisi, "ucapnya sedih 

    "Saya terus memberikan semangat bahwa ikut Polisi itu tidak perlu menggunakan Uang, "tutupnya menambahkan.

    Senada dengan Ibu dari Yudistira Desak Komang Intan, Perempuan ini merasa sangat Bahagia. Ia tidak menyangka anaknya lulus polisi lantaran kehidupan keluarga pas-pasan.

    "Saya hanya bisa bersyukur atas kelulusan anak saya jadi Polisi. Semula tidak yakin ikut polisi bisa lulus tanpa Uang. Namun ini bukti nyata yang saya rasakan bahwa tidak perlu pake uang untuk menjadi polisi yang penting tekad harus kuat, "ucapnya.

    Ia Mengaku hanya bisa menangis tatkala berita kelulusan putranya sampai di telinga perempuan sederhana ini. 

    "Saya baru merasakan ternyata ini rasanya Bahagia, "pungkasnya sambil mengusap airmata kesedihannya.

    Kakek Yudistira yang bernama Dewa Made Lanus pun merasa sedih bercampur bahagia.

    " Bagaimana tidak, Yudistira ini hidupnya sangat Pahit, dia harus bekerja dulu membantu kedua orang tuanya agar bisa makan, karena kalau tidak kerja tidak makan. Tapi Kami bersyukur sekali Cita-cita dari kecil tersebut dapat diraihnya, "tutup Kakek. (Adb)

    ntb
    Syafruddin Adi

    Syafruddin Adi

    Artikel Sebelumnya

    Aksi Sigap Brimob NTB Bantu Warga Terdampak...

    Artikel Berikutnya

    Danrem 162/WB, Dampingi Menhan RI selama...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Imigrasi Mataram Sosialisasikan Layanan Pembuatan Paspor dan Cegah PMI Non Prosedural
    Tingkatkan Kesadaran Kamtibselcar Lantas Melalui Pendekatan Humanis
    Polres Lombok Utara bersama Dinas Pertanian Gelar pelatihan Pengolahan Pupuk Organik

    Ikuti Kami